kapan?

~ Minggu, 11 Juli 2010


Awal bulan juli ini menjadi bulan dengan undangan resepsi terbanyak. Bayangpun, lebih dari 6 undangan walimahan yang harus saya hadiri, mana waktunya bersamaan lagi. Alhasil, setelah putar otak plus putar dompet, semuanya dapat ditempuh, mesti ada yang harus nitip-nitip temen. Sampai akhirnya, semalem adalah undangan terakhir yang harus saya hadiri. Kali ini spesial, karena kedua mempelai adalah teman saya semua, teman sma dan kuliah. Rencananya saya mau hadir sendiri, perlu diketahui, saya terbiasa hadir dalam setiap undangan resepsi sendirian tanpa ditemani seseorang. Paling saat-saat kikuk yang harus dilalui adalah saat dipandang dengan tatapan aneh oleh mbak2nya penjaga buku tamu, atawa pas salaman sama mempelainya trus ditanya “sendirian?” hehe….itu doang sepertinya. Setelah itu terlewati, beres. Tetapi beberapa hari kemarin, ibuke' bilang “nom, aku melu resepsine yo, aku pengen weruh sigit”. Yah, sigit sang mempelai pria memang akrab dengan ibuk, semasa kuliah sering maen ke rumah, dan semenjak kerja di Jakarta pun, kalo pulang Jogja disempetin maen ke rumah. Saya pun hanya bisa menjawab “nggih, laksanaken”.
Sampai pada waktunya, kami pun berangkat. Busyet..pamungkas telah penuh mobil tamu umpel-umpelan, untung motor saya masih bisa nyelip-nyelip masuk. Begitu masuk, saya melihat sekeliling, selain fatma temen sma yang saya jumpai di depan tadi, belum terlihat teman-teman lawas yang laen. Mengikuti karpet merah, kami pun menyalami mempelai dan orang tua masing-masing. Kedua mempelai terlihat gagah dan anggun, aura kebahagiaan terpancar dari wajah keduanya…..
Ketika duduk menikmati hidangan, baru saya sadari, kalo pandangan ibuke' menerawang ke arah singgasana pengantin. Ditatapnya dalam-dalam dari kejauhan, pandangan yang seolah penuh harap, penuh tanya. Sial…ini juga yang saya takutkan. Pasti angan-angan ibuk melayang kemana-mana. Dan saya tau pasti apa yang dipikirkannya. # kapan ya anakku bisa sampai ke tahap ini…bersanding di pelaminan…Ah seandainya saat masa itu tiba, dan ‘kau’ masih hidup…betapa……#.
Saya pun mencoba mengalihkan perhatiannya “eh buke', mbiyen mantene mas Supar yo ning kene yo?” Ups..kenapa juga yang muncul pertanyaan itu, bukannya mengalihkan perhatian, malah semakin mengingatkan memorinya akan bapak….bodoh. “iyo, mbiyen aku le resepsi karo bapakmu, saiki karo kowe” senyumnya sedikit terkembang.. hmmm
Pengennya saya akan lama di tempat itu, sambil menunggu temen-temen lawas sma yang belum datang, itung-itung reunian. Tapi melihat ibuke', saya trenyuh, tak tega membiarkannya larut dalam angan-angannya. Akhirnya kami pun pulang…dan di atas supra ijo butut, di antara hiruk pikuk malem minggu kota Jogja, benak saya bergumam…# maaf buke, sampai saat ini saya belum bisa membahagiakan ibuke', apalagi untuk masalah yang satu itu..ibuke' tau sendiri, saya belum punya kerjaan tetap, masih banyak amanah bapak yang belum saya tunaikan, dan yang paling penting belum ada seseorang yang saya sukai dan sekaligus mau saya ajak berjuang bersama…jadi ibuke yang sabar ya….#

....jalan masih panjang, dan kaki ini masih kuat melangkah..jadi ya marilah...

5 komentar:

indahnyahidupku mengatakan...

semangat!
^_^
insyaAllah akan ada seorang bidadari yang akan menjadi pendamping mas anom sampai di akhir hayat mas nanti...
amien...

hanya mengatakan...

amien :)

Ndiang Sastro mengatakan...

ya,,,,show must go on. Layar harus tetap terkembang, prahu harus tetap dikayuh. Semangiitt...eh semangat....! Semoga semoga.. semua akan indah pada masanya. Yakinlah bahwa skenario Tuhan itu skenari yg terbaikk.....

hanya mengatakan...

#ndiang sastro (koyo artis..hmm) : iyo ki, belum perahu sih, masih sekoci kecil,hehe..

Ndiang sastro.. mengatakan...

lahh..emang artis kokk...xxixii

Posting Komentar